Siapa George Soros
George Soros, lahir dengan nama György Schwartz pada 12 Agustus 1930 di Budapest, Hungaria, adalah seorang investor, filantropis, dan penulis terkenal. Setelah bertahan dari pendudukan Nazi di Hungaria selama Perang Dunia II, Soros pindah ke Inggris dan kemudian ke Amerika Serikat, di mana ia membangun karirnya di dunia keuangan. Soros mendirikan Soros Fund Management pada tahun 1969 dan terkenal dengan strategi investasi yang agresif dan spekulatif. Pada puncak karirnya, ia menjadi salah satu investor paling berpengaruh di dunia dan George Soros seorang filantropis yang menjadi “pengendali” krisis tahun 97-98.
Bagaimana Georgo Soros “Menciptakan” Krisis
Pada tahun 1997, Asia mengalami krisis keuangan yang menghancurkan banyak ekonomi di kawasan tersebut. George Soros sering dianggap sebagai salah satu tokoh kunci yang berkontribusi terhadap krisis ini melalui aktivitas spekulatifnya. Cara Soros melakukan hal tersebut dapat di jelaskan melalui beberapa poin utama:
- Spekulasi Mata Uang: Soros di kenal karena kemampuannya dalam spekulasi mata uang. Pada tahun 1992, ia memperoleh keuntungan besar dengan memprediksi bahwa Bank of England harus menurunkan nilai pound sterling. Kesuksesan ini memberinya julukan “Pria yang Mematahkan Bank of England”. Pendekatan yang sama ia gunakan di Asia, di mana ia memprediksi bahwa banyak mata uang Asia, seperti baht Thailand dan ringgit Malaysia, terlalu dinilai tinggi dan tidak dapat dipertahankan oleh cadangan devisa negara-negara tersebut.
- Serangan terhadap Mata Uang: Soros dan banyak spekulan lainnya mulai menjual mata uang-mata uang Asia dalam jumlah besar, yang menyebabkan tekanan besar terhadap nilai tukar mereka. Ketika bank sentral negara-negara ini tidak mampu mempertahankan nilai mata uang mereka dengan cadangan devisa yang terbatas, mata uang tersebut terpaksa di devaluasi.
- Kepanikan Pasar: Aktivitas spekulatif ini memicu kepanikan di pasar keuangan, yang menyebabkan investor menarik dana mereka dari negara-negara Asia. Penarikan modal besar-besaran ini memperburuk situasi ekonomi dan menyebabkan keruntuhan pasar saham serta kebangkrutan perusahaan-perusahaan.
Efek yang Terjadi Dari Krisis Yang Diciptakan George Soros
Krisis moneter yang di picu oleh aktivitas spekulatif ini memiliki dampak yang sangat merusak pada negara-negara Asia:
- Devaluasi Mata Uang: Banyak mata uang Asia mengalami devaluasi yang signifikan. Baht Thailand, misalnya, kehilangan lebih dari separuh nilainya terhadap dolar AS.
- Resesi Ekonomi: Negara-negara seperti Thailand, Indonesia, dan Korea Selatan mengalami resesi ekonomi yang parah. Pertumbuhan ekonomi terhenti, pengangguran meningkat, dan banyak perusahaan gulung tikar.
- Krisis Sosial: Dampak ekonomi ini juga memicu krisis sosial. Pengangguran dan kemiskinan meningkat, menyebabkan ketidakstabilan politik dan sosial di beberapa negara.
- Intervensi Internasional: Krisis ini mendorong intervensi dari lembaga-lembaga internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF), yang memberikan paket bantuan tetapi dengan syarat-syarat kebijakan ekonomi yang ketat.
Kesimpulan
George Soros adalah seorang investor dan spekulan yang memainkan peran signifikan dalam krisis moneter Asia pada tahun 1997. Melalui spekulasi mata uang yang agresif, ia mampu mengeksploitasi kelemahan dalam sistem keuangan Asia. Berkontribusi terhadap devaluasi mata uang dan krisis ekonomi di banyak negara. Meskipun Soros bukan satu-satunya faktor penyebab krisis, aktivitasnya begitu “menakutkan”. Bagaimana tindakan spekulatif di pasar keuangan dapat memiliki dampak yang luas dan merusak. Efek dari krisis ini masih di rasakan oleh banyak negara Asia hingga hari ini, menekankan pentingnya stabilitas keuangan dan kebijakan ekonomi yang hati-hati.