Donald Trump Jadi Presiden Kedua AS yang Menjabat Dua Periode Tak Beruntun
Washington, D.C. – Donald Trump baru saja mencetak sejarah di Pemilihan Presiden (Pilpres) AS 2024 dengan berhasil terpilih kembali sebagai presiden. Menariknya, ia menjadi presiden kedua dalam sejarah AS yang menjabat dua periode tak beruntun, setelah Grover Cleveland yang mengalami hal serupa pada abad ke-19. Kita simak, Donald Trump Jadi Presiden Amerika Lagi, Kalahkan Kamala Harris.
Grover Cleveland: Presiden Pertama yang Melakukan Hal Ini
Sebagai informasi, Grover Cleveland adalah presiden ke-22 AS yang pertama kali menjabat pada tahun 1884. Delapan tahun kemudian, ia kalah dalam Pilpres 1888 meskipun unggul dalam suara nasional, namun kalah dalam suara elektoral. Cleveland tetap populer di kalangan rakyat dan memutuskan untuk maju lagi di Pilpres 1892. Kali ini, peruntungan berpihak padanya: ia menang besar dan kembali menjadi presiden, menjadikannya sebagai satu-satunya presiden AS yang terpilih dua kali tetapi tidak berurutan.
Trump Mengikuti Jejak Cleveland
Kisah serupa terjadi pada Donald Trump. Setelah terpilih pada Pilpres 2016, Trump mengalahkan Hillary Clinton meskipun kalah dalam suara nasional. Ia memperoleh 304 suara elektoral, sementara Clinton hanya mendapat 227. Namun, Trump berhasil menang di beberapa negara bagian kunci seperti Texas, Florida, dan Pennsylvania, yang memberinya kemenangan secara elektoral. Clinton, meskipun unggul dalam suara nasional, kalah karena tidak berhasil menguasai negara bagian dengan jumlah suara elektoral besar seperti Texas dan Florida.
Pada Pilpres 2020, Trump harus merelakan kursi Oval ke Joe Biden, yang berhasil menang dengan suara elektoral 306-232 dan meraih lebih dari 81 juta suara nasional, berbanding dengan 74 juta suara untuk Trump. Kalah dalam Pilpres 2020, Trump tidak segera menerima hasilnya. Ia mengklaim pemilihan tersebut dicurangi, meskipun tidak ada bukti yang mendukung klaim tersebut. Namun, ia tidak menyerah dan bertekad untuk kembali ke Gedung Putih.
Kemenangan Trump di Pilpres 2024: Kembali ke Gedung Putih
Dan pada Pilpres 2024, Trump membuktikan tekadnya dengan mengalahkan Wakil Presiden Kamala Harris yang menggantikan Joe Biden setelah dia mundur. Dalam hasil yang sementara dihitung pada 6 November 2024, Trump berhasil meraih 277 suara elektoral, melebihi ambang batas 270 yang diperlukan untuk menang. Negara-negara bagian dengan suara elektoral tinggi, seperti Florida, Texas, dan Pennsylvania, kembali memberinya kemenangan yang cukup meyakinkan.
Pola Pemilihan yang Sama, Hasil yang Berbeda
Apa yang menarik dari perjalanan karier politik Trump adalah bagaimana pola pemilihan presiden di AS ini sering kali dipengaruhi oleh hasil suara elektoral, yang bisa sangat berbeda dari suara populer. Dalam dua kali Pilpres sebelumnya, Trump kalah dalam suara populer namun tetap menang karena strategi cerdiknya dalam merebut suara dari negara bagian besar dan kunci.
Namun, meskipun banyak yang tidak setuju dengan kebijakan-kebijakan kontroversial Trump, terutama mengenai penanganan pandemi COVID-19 yang menjadi sorotan di akhir masa jabatannya, Trump tetap memiliki basis pendukung yang sangat kuat. Basis ini yang membawanya kembali ke Gedung Putih pada 2024.
Dua Periode Tak Beruntun: Apa Artinya untuk Politik AS?
Kemenangan Trump di 2024 menandai momen penting dalam sejarah politik AS. Ia menjadi presiden kedua dalam sejarah negara itu yang menjalani dua periode, namun tidak secara berurutan. Grover Cleveland adalah contoh pertama, dan kini Trump mengikuti jejaknya. Apa arti kemenangan ini bagi politik Amerika ke depan? Tentu saja, masih banyak yang harus di tunggu. Terutama terkait bagaimana Trump akan menghadapi tantangan dalam menjalani masa jabatannya yang kedua.
Namun, satu hal yang pasti: baik Trump maupun Cleveland telah menunjukkan bahwa dunia politik AS penuh dengan dinamika tak terduga, di mana bahkan kekalahan bisa menjadi jalan untuk kembali menang.