Bentrokan Suporter Maccabi Tel Aviv dengan Warlok
Pada 7 November 2024, dunia sepak bola terkejut dengan insiden yang tidak terduga di Johan Cruijff Arena, Amsterdam. Pertandingan UEFA Europa League antara Ajax Amsterdam dan Maccabi Tel Aviv tidak hanya menyajikan aksi di lapangan, tetapi juga memicu bentrokan yang melibatkan suporter kedua tim. Sementara Ajax meraih kemenangan telak dengan skor 5-0, drama di luar lapangan menjadi sorotan utama. Yuk kita bahas lebih lanjut Suporter Maccabi Tel Aviv Kena Hajar Warga Armsterdam.
Aksi Provokatif Suporter Maccabi Tel Aviv
Sebelum pertandingan dimulai, suporter Israel menarik perhatian dengan tindakan provokatif. Mereka secara terbuka membakar bendera Palestina dan mencopot spanduk-spanduk yang mendukung pembebasan Palestina di berbagai titik kota Amsterdam. Tindakan ini jelas menciptakan suasana panas dan memicu reaksi dari banyak pihak. Selain itu, suporter Maccabi juga menolak untuk melakukan momen hening (Minutes of Silence) sebagai penghormatan bagi korban banjir di Valencia. Sebagai gantinya, mereka justru menyanyikan chant rasis dan menyalakan flare di dalam stadion, sebuah tindakan yang dianggap ilegal dan semakin memperburuk suasana.
Bentrokan di Jalanan
Setelah peluit akhir pertandingan dibunyikan, suasana semakin memanas. Bentrokan fisik antara suporter Maccabi Tel Aviv dan kelompok pro-Palestina meletus di jalanan Amsterdam. Masyarakat setempat menjadi saksi bisu dari ketegangan yang berlangsung. Walikota Amsterdam, Femke Halsema, tidak tinggal diam. Ia mengutuk tindakan suporter yang dianggapnya sebagai “kelompok penyerang antisemit” dan menyatakan penyesalannya atas insiden tersebut. Kejadian ini menunjukkan bagaimana olahraga, yang seharusnya menyatukan, malah bisa menciptakan perpecahan.
Chant Kontroversial Suporter Maccabi Tel Aviv dan Reaksi Publik
Tidak berhenti sampai di situ, suporter Maccabi Tel Aviv juga di tuduh menyanyikan lagu yang di anggap mendukung genosida terhadap Palestina. Lagu berjudul “Lagu Persahabatan 2023” ini di nyanyikan oleh anak-anak Israel, dan liriknya menyerukan pemusnahan warga Gaza. Saat video tersebut pertama kali muncul, banyak orang terkejut dan marah. Meskipun video itu di hapus oleh Kan News setelah mendapat kritik, jejaknya sudah terlanjur menyebar di media sosial, membuat banyak orang membahas isu sensitif ini.
Ketegangan Antara Suporter
Tindakan provokatif para suporter asal Israel tidak hanya mengundang reaksi dari suporter lawan, tetapi juga memicu kemarahan di kalangan suporter Ajax, terutama mereka yang memiliki keturunan Belanda-Maroko. Suporter Ajax memperingatkan para hooligans Maccabi bahwa Belanda adalah tempat yang aman, dan tindakan tak terpuji seperti itu tidak akan di terima di tanah mereka. Pesan ini menjadi sangat jelas ketika suporter Ajax menyerukan toleransi dan pengertian, sambil menolak segala bentuk rasisme dan provokasi.
Dampak Sosial dan Politik
Insiden di Amsterdam ini jelas bukan hanya soal sepak bola. Ia mencerminkan ketegangan yang lebih luas dalam konteks konflik Israel-Palestina yang terus berlanjut. Saat para suporter membawa konflik ini ke arena olahraga, dampaknya bisa di rasakan jauh di luar lapangan. Orang-orang mulai mempertanyakan, seberapa jauh kita bisa memisahkan olahraga dari isu-isu politik yang mendalam?
Kesimpulan
Dengan segala drama yang terjadi, insiden ini menunjukkan bahwa sepak bola bukan hanya sekadar permainan. Ia adalah panggung bagi ekspresi berbagai pandangan, baik positif maupun negatif. Masyarakat dunia kini menantikan langkah selanjutnya dari otoritas terkait, serta bagaimana dunia sepak bola akan merespons peristiwa ini. Satu hal yang pasti, ketegangan di Amsterdam mengingatkan kita bahwa dalam setiap pertandingan, ada lebih dari sekadar skor di papan.